Sang Pemuda dan Benda Pengirim Pesan


Cerita seorang pemuda harapan pemudi yang sedang di rantau dan sedang menghadapi ujian berkalanya –ujian akhir semester- :lol:. Sedang ingin mengirim pesan singkat via operator gsm ke someone di seberang provinsi sana.

Disadari bahwa benda pengirim pesannya tidak diketemukannya, dicarinya benda tersebut ke seisi ruangan berukuran 3 x 3,2 meter tempat biasanya dia memanjakan diri. Di bawah selimut, di bawah bantal, di bawah kasur, di bawah meja, tak diketemukannya jua, kemudian terpikir olehnya untuk meminta temannya me-miskol nomornya, bukannya beranjak dari tempat duduknya, dengan santainya diambilnya sebuah benda pengirim pesan yang tergeletak di bawah bukunya dan menulis pesan ”Bro, tolong miskol ke nomorku dong, hapeku ilang nih” –sebagai catatan nomor hapenya cuman satu, dan satu-satunya–. Setelah pesan terkirim, diletakkannya benda pengirim pesan tersebut ke tempat semula, dan tanpa sengaja tertutup kembali oleh bukunya yang tadi.

Bro di seberang sana, dengan agak pening langsung miskol juga ke nomor sang pemuda. Sang pemuda merasa girang, ternyata ada suara ringtone kesukaannya, dari bawah buku, dan ternyata di situlah benda pengirim pesan tersebut berada. Dengan suka cita, ditulis dan dikirimlah sebuah pesan untuk someone di seberang provinsi sana –dan sang pemuda merasa puas–. Tak lupa sang pemuda tersebut berterimakasih terhadap si Bro dengan menulis pesan isinya ”thanks Bro, ketemu juga hapeku, ternyata di bawah buku ******…. hehe”. Dibalas, ”sama2, lha tadi sms bukannya pakai nomor yang kumiskol?”. Serasa eternit mau jatuh sambil lemas karena malu dibalasnya ”Oiya ya.. tuing tuing”.

*someone adalah ibu tercinta dari sang pemuda
*Bro adalah teman sekosan sang pemuda
*sang pemuda adalah bukan saya
*cerita ini hanyalah fiktif semata
Pos ini dipublikasikan di Personal, UnCategorized dan tag . Tandai permalink.

Tinggalkan komentar